Saya
selalu dijuluki anak yang tidak pernah merasa lelah karena selalu mengikuti
banyak kegiatan. Dari SD hingga SMA bahkan kuliah saya selalu mengikuti
kegiatan didalam maupun diluar sekolah untuk menambah pengalaman, mengeskplore
kemampuan atau bahkan mendalami kemampuan tersebut.
Sejak
kecil tepatnya TK saya sudah sadar jika saya menyukai seni, terutama seni tari
dan musik. TK kecil saya di Denpasar-Bali, disana saya mengikuti
ekstrakulikuler tari tradisional Bali. Kenaikan kelas menjadi TK besar
saya pindah ke Jawa Tengah tepatnya Kabupaten Pemalang. Di TK tersebut saya
mengikuti ekstrakulikuler tari modern dance dan marching band,
saya dan teman-teman pun sering tampil di acara luar sekolah. Tidak berhenti
disitu saja, saat SD saya tetap melanjutkan ekstrakulikuler marching band di
kelas 3 hingga 5 walaupun tidak sampai selesai di kelas 6. Semasa SD, saya
selalu menjadi instruktur senam yang dilakukan setiap hari Jum’at. Saat kelas
6, ada pentas seni untuk pengambilan nilai seni dan kelompok saya akhirnya
menampilkan akustikan. Dalam pensi tersebut saya memainkan gitar bersama 3
teman lainnya yang sama-sama belajar secara otodidak khusus tuntuk pengambilan
nilai. Jujur saja itu susah karna pertama kalinya saya harus memainkan gitar
dengan dua buah lagu dalam waktu latihan yang tidak panjang dan syukurnya
kelompok kami mendapatkan nilai yang bagus.
Tidak
hanya di dalam sekolah, di gereja pun saya terpilih menjadi penari tambourine
dan pemain musik keyboard. Awal mula saya bisa menjadi penari tamborin karna
diminta untuk menjadi penari pernikahan salah satu jemaat digereja. Kebetulan
saat itu, penari tambourine sudah pada pensiun karna sudah pada pergi
merantau ke tempat kuliah. Semenjak saat itu hingga sekarang saya selalu menari
dalam acara hari besar yang gereja laksanakan. Tarian tamborin menurut saya
berbeda dengan tarian pada umumnya. Setiap penari tamborin tidak hanya harus
bisa menari menggunakan alat apa saja atau mengikuti ketukan lagu, tetapi juga
harus bisa memiliki rendah hati dan hati yang tulus. Karna menari tambourine
bukan untuk menyenangkan diri sendiri atau orang lain tetapi Tuhan. Kemampuan
saya dalam menari tambourine menurut saya semakin lama semakin meningkat, saya
tidak hanya cepat menghafalkan tarian tetapi ikut menentukan setiap gerakan
pada lagu yang akan ditarikan. Setiap acara, beberapa lagu, saya diberi
kepercayaan untuk menentukan gerakan yang akan dipakai. Saya selalu belajar
untuk terus mengasah kemampuan saya dengan memberi batasan dalam beberapa menit
harus bisa menentukan gerakan-gerakan dalam sebuah lagu. Dan terkadang
menantang diri saya sendiri untuk bisa menentukan gerakan dan menghafalkan
semua gerakan sesuai jumlah lagu yang diberikan selama jam latihan. Sampai pada
akhirnya, saya pernah merasakan benar-benar menjadi tutor, tidak ikut menari
tetapi melatih adik-adik dibawah saya. Menjadi penari tamborin juga dituntut
untuk kreatif tidak hanya dalam menentukan gerakan tetapi juga kreatif dalam
hal mix and match
kostum, make up,
aksesoris yang akan dipakai.
Dalam
hal bermusik, saya pun diberi kepercayaan untuk pelayanan keyboard digereja
bersama tim yang sudah tersedia sesuai dengan jadwal yang diberikan. Saya bisa
keyboard secara basic karna ada kakak pembina gereja yang mengajari, setelah
beliau pindah saya harus secara otodidak belajar sendiri. Itu yang membuat
ada perasaan gak percaya diri, takut salah pencet dan hal lainnya karna saya
merasa kurang dalam pengetahuan. Sering orang bilang kepada saya, “mainnya
jangan ragu”, ”pencetnya yang kuat aja biar bunyinya tegas”, dsb. Saya merasa
tertekan setiap salah chord atau sampe
lupa intro. Tapi saat saya tahu kalau tujuan utama saya bermain keyboard
bukan untuk dibilang benar atau jago tetapi untuk Tuhan, semenjak saat itu saya
tidak merasa tertekan. Yang saya pikirkan adalah berikan yang terbaik, lakukan
semaksimal mungkin, tidak mengandalakn diri sendiri, biar Tuhan yang bekerja.
Dimasa SMP, saya mengeksplor diri dalam bermain keyboard dengan membuat band
cewek yang bernama “Fackle Band”, posisi saya sebagai keyboardist. Band saya
tidak hanya tampil di kegiatan sekolah tetapi pernah tampil diluar yaitu di
alun-alun kota. SMA pun, saya bergabung dalam sebuah band bernama “Big Cola”
yang tampil pada acara sekolah. Saya juga dikasih kepercayaan untuk menjadi
pemain keyboard Paduan Suara Smansa yang selalu tampil dalam kegiatan dalam
sekolah maupun luar sekolah seperti pada upacara resmi, malam tirakatan, dsb.,
di Kabupaten dan alun-alun kota yang dihadiri pejabat di Pemalang.
Dalam
hal organisasi, saat SD saya pernah menjadi wakil tim inti pramuka dan menjadi
anggota dokter kecil. Masa SMP hingga kuliah adalah awal mula saya dijuluki
super sibuk karna selalu ada kegiatan organisasi. Selama dua periode saya
menjabat menjadi OSIS, pada periode pertama pada Asbid VI yaitu kewirausahaan
dan periode selanjutnya menjadi Bendahara umum. Tidak hanya dalam hal keuangan
dan kewirausahaan, saat menjabat sebagai OSIS, saya juga mendapat peran sebagai
petugas upacara yaitu pengibar bendera, dirjen padus, hingga pleton barisan.
Saya juga mengikuti ekstrakulikuler PKS (Patroli Keamanan Sekolah), PKS adalah
ekstrakulikuler tentang PBB dan lalu lintas dan saya menjabat sebagai ketua. Di
Pramuka saya menjabat sebagai wakil pratama putri. Dimasa saya SMA, saya juga
menjabat dua periode di OSIS yaitu menjadi asbid I tentang agama dan kabid V
tentang sosial, HAM, kepekaan terhadap lingkungan. Saya juga mengikuti PKS dan
menjadi sekretaris. Berlanjut ke kuliah, saya pernah mengikuti BEMF
Psikologi dan menjadi anggota Departemen Sosial.
Selain
itu, saya sangat menyukai anak kecil. Saya pernah menjadi kakak pembina dalam
Sekolah Minggu di gereja, menjadi tutor dalam bimbel SD-SMP dan menjadi salah
satu volunteer dalam komunitas anak marjinal yaitu Sahabat Anak. Disini saya
benar-benar belajar tentang kreativitas, bagaimana caranya untuk bisa membuat
anak-anak paham dengan apa yang diberikan dengan hal yang menyenangkan. Saya
dituntut untuk peka dengan apa yang mereka rasakan atau pikirkan supaya hasil
dari kreativitas yang saya berikan dapat tersampaikan dan dinikmati.
Saya
sekarang lagi mendalami bidang olahraga, kegiatan yang selama bertahun-tahun
ingin saya tekuni tapi baru bisa terrealisasikan secara konsisten. Dulu saat
SMP dan SMA saya pernah mengikuti basket dan voli tetapi hanya beberapa waktu
saja . Sekarang saya menekuni olahraga futsal. Di futsal tidak hanya harus
memiliki skill basic berupa passing, dribbling dan
shooting tetapi
dituntut untuk kreatif dalam menentukan pola main, berpikir cepat, kompak, dan
saling support dalam tim. Posisi saya dalam tim futsal adalah flank dan anchor.
Posisi flank sebagai motor serangan jadi saya dituntut bergerak cepat,
berpindah posisi dan membawa bola dari anchor ke pivot, sedangkan posisi anchor
lebih mengutamakan keakuratan dalam passing dan bertahan.
Setiap
kegiatan yang pernah saya lakukan membuat saya menyadari akan pentingnya
kreativitas maupun keterbakatan yang dimiliki masing-masing individu dalam hal
apapun karna bisa menjadi modal atau nilai tambah saat melanjutkan kehidupan
saat kuliah, bekerja hingga saat sudah mempunyai keluarga sendiri. Dalam semua
bidang seperti seni, olahraga, organisasi, sosial bahkan yang lainnya,
kreatifitas sangat penting. Jika kreatifitas tidak ada maka orang tersebut
tidak akan bisa berhasil mengetahui bahkan melampaui kemampuannya. Banyak hal
yang saya dapatkan, bayak pengalaman yang saya rasakan, banyak pengetahuan yang
saya terima, dan saya sangat bersyukur akan itu semua. Fokus saya sekarang
tidak hanya meningkatkan setiap hal yang saya bisa tetapi juga membagikannya ke
orang-orang.
"Pencapaian
yang paling luar biasa dalam hidup adalah saat bisa memberikan impact positif
untuk orang-orang."