KASUS KECANDUAN INTERNET
Kecanduan Game, 4 Orang Remaja di bawa ke RSJ Grogol
Pada
tahun 2012, ada empat orang remaja yang dibawa ke RSJ Grogol dalam kasus
kecanduan game. Salah satu remaja tersebut sebut saja namanya Andi, sebenarnya
anak yang berprestasi di sekolahnya. Masalahnya hanya satu, remaja berusia 17
tahun ini tidak pernah bisa lepas dari permainan video game yang memang sudah
menjadi kegemarannya sejak masih kecil. Belakangan, saking asyiknya memainkan
video game, Andi mulai menarik diri dari pergaulan dan sering bolos sekolah.
Orangtua yang merasa khawatir berusaha melarang, namun ketika video gamenya
diambil, maka Andi mulai kehilangan kontrol lalu ngamuk-ngamuk.
Frustasi Kecanduan Internet, Remaja Nekat Potong
Tangannya
Seorang remaja berusia 19 tahun asal
provinsi Jiangsu, Tiongkok, sengaja memotong tangannya sendiri demi mengobati
kecanduannya berinternet. Menurut
laporan televisi lokal Jiangsu TV, remaja yang disebut sebagai 'Litlle Wang'
itu memotong tangan kirinya sendiri menggunakan pisau dapur di sebuah area 'kursi
publik' (sejenis taman umum)
Sumber : http://tekno.liputan6.com/read/2170704/frustasi-kecanduan-internet-remaja-nekat-potong-tangannya
Kecanduan
internet diartikan Young (1998) sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu
yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol
penggunaannya saat online. Young (Essau, 2008) juga menyatakan bahwa kecanduan
internet sama seperti perilaku kecanduan lainnya, yang berisi tingkah laku yang
kompulsif, kurang tertarik terhadap aktivitas-aktivitas yang lain, dan meliputi
symptom-symptom fisik dan mental ketika berusaha untuk menghentikan tingkah
laku tersebut. Griffiths (1998) mendefinisikan kecanduan internet sebagai
tingkah laku kecanduan yang meliputi interaksi antara manusia dengan mesin
tanpa adanya penggunaan obat-obatan. Orzack (dalam Mukodim, Ritandiyono &
Sita, 2004) menyatakan bahwa kecanduan internet merupakan suatu kondisi dimana
individu merasa bahwa dunia maya di layar komputernya lebih menarik daripada
kehidupan nyata sehari-hari.
Dimensi
Kecanduan Internet
Griffiths
(1998) telah mencantumkan enam dimensi untuk menentukan apakah individu dapat digolongkan sebagai
pecandu internet. Dimensi-dimensinya adalah sebagai berikut:
- Salience. Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (pre-okupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh),dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial). Individu akan selalu memikirkan internet, meskipun tidak sedang mengakses internet.
- Mood modification. Hal ini mengarah pada pengalaman individu sendiri, yang menjadi hasil dari bermain internet, dan dapat dilihat sebagai strategi coping.
- Tolerance. Hal ini merupakan proses dimana terjadinya penigkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood.
- Withdrawal symptoms. Hal ini merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan (misalnya, mudah marah, cemas, tubuh bergoyang).
- Conflict. Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet.
- Relapse. Hal ini merupakan kecenderungan berulangnya kembali pola penggunaan internet setelah adanya kontrol.
Tingkat Kecanduan Internet
Young (1996) membagi kecanduan internet dalam 3
tingkatan, yaitu:
- Mild. Pada tingkatan ini individu termasuk dalam pengguna online rata-rata. Individu menggunakan internet dalam waktu yang lama, tetapi individu memiliki kontrol dalam penggunaannya.
- Moderate. Pada tingkatan ini individu mulai sering mengalami beberapa permasalahan dari penggunaan internet. Internet merupakan hal yang penting, namun tidak selalu menjadi yang utama dalam kehidupan.
- Severe. Pada tingkatan ini individu mengalami permasalahan yang signifikan dalam kehidupan mereka. Internet merupakan hal yang paling utama sehingga mengabaikan kepentingan-kepentingan yang lain.
Problem Control Impuls Dalam Kecanduan Internet
- Kecanduan cybersex (Cybersex Addiction): internet pornography, adult chat rooms, adult fantasy role-play.
- Kecanduan hubungan-cyber (Cyber-Relationship Addiction): kecanduan jejaring sosial, chat, text (sms) atau email.
- Net Compulsions: game online, judi online, permainan saham online, atau lelang online seperti eBay yang seringkali membawa konsekuensi masalah finansial atau masalah pekerjaan.
- Kelebihan Informasi (Information Overload ): selancar online atau pencarian database secara kompulsif
- Kecanduan Komputer: memainkan permainan komputer secara obsesif, seperti Solitaire atau Minesweeper, atau pemrogramn komputer secara obsesif
Peristiwa diatas adalah
contoh dari sekian banyak dampak negative dari kecanduan internet. Peristiwa
pertama termasuk ke dalam dimensi-dimensi yang ada seperti Salience, Mood modification, Tolerance, Withdrawal
symptoms, Conflict, Relapse. Untuk tingkat kecanduan pun sudah severe karena Andi mengabaikan tugas utamanya sebagai
seorang pelajar. Dalam control impuls termasuk kedalam kecanduan Net
Compulsions.
Peristiwa kedua termasuk
ke dalam dimensi-dimensi yang telah dijelaskan, tingkat kecanduan pun sudah severe , control impuls dalam Net
Compulsions. Tetapi dalam peristiwa kedua, remaja ini sedang mengalami kesenjangan
dalam id, ego dan superego (Sigmund Freud). Id menginginkan untuk selalu
mengakses dan bermain internet tetapi superego mengatakan bahwa itu salah.
Akhirnya remaja tersebut menggunakan alternative ego yaitu memotong jari
tangannya sendiri.
Menurut hemat saya, internet memang penting saat dimanfaatkan tidak secara berlebihan. Tetapi saat digunakan secara berlebihan maka akan berdampak negatif kepada kesehatan fisik dan psikologis. Buktinya adalah kedua contoh peristiwa yang sudah dijelaskan, pada peristiwa pertama berdampak negatif pada psikologisnya hingga dimasukan ke dalam RSJ Grogol sedangkan peristiwa kedua remaja tersebut harus dibawa ke RS karena jari tangannya yang dipotong. Dampak negatifnya pun tidak dirasakan diri sendiri tetapi lingkungan sekitar khususnya keluarga juga merasakan dampak negatif tersebut.
Menurut hemat saya, internet memang penting saat dimanfaatkan tidak secara berlebihan. Tetapi saat digunakan secara berlebihan maka akan berdampak negatif kepada kesehatan fisik dan psikologis. Buktinya adalah kedua contoh peristiwa yang sudah dijelaskan, pada peristiwa pertama berdampak negatif pada psikologisnya hingga dimasukan ke dalam RSJ Grogol sedangkan peristiwa kedua remaja tersebut harus dibawa ke RS karena jari tangannya yang dipotong. Dampak negatifnya pun tidak dirasakan diri sendiri tetapi lingkungan sekitar khususnya keluarga juga merasakan dampak negatif tersebut.
Sumber :
Tidak ada komentar :
Posting Komentar